Jumat, 17 April 2009

issac newton

perang badar

Pertempuran Badar (bahasa Arab: غزوة بدر, ghazawāt badr), adalah pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Perang ini terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadhan 2 Hijriah. Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313, orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy[1] dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang. Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan.
Sebelum pertempuran ini, kaum Muslim dan penduduk Mekkah telah terlibat dalam beberapa kali konflik bersenjata skala kecil antara akhir 623 sampai dengan awal 624, dan konflik bersenjata tersebut semakin lama semakin sering terjadi. Meskipun demikian, Pertempuran Badar adalah pertempuran skala besar pertama yang terjadi antara kedua kekuatan itu. Muhammad saat itu sedang memimpin pasukan kecil dalam usahanya melakukan pencegatan terhadap kafilah Quraisy yang baru saja pulang dari Syam, ketika ia dikejutkan oleh keberadaan pasukan Quraisy yang jauh lebih besar. Pasukan Muhammad yang sangat berdisiplin bergerak maju terhadap posisi pertahanan lawan yang kuat, dan berhasil menghancurkan barisan pertahanan Mekkah sekaligus menewaskan beberapa pemimpin penting Quraisy, antara lain ialah Abu Jahal alias Amr bin Hisyam.
Bagi kaum Muslim awal, pertempuran ini sangatlah berarti karena merupakan bukti pertama bahwa mereka sesungguhnya berpeluang untuk mengalahkan musuh mereka di Mekkah. Mekkah saat itu merupakan salah satu kota terkaya dan terkuat di Arabia zaman jahiliyah. Kemenangan kaum Muslim juga memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahwa suatu kekuatan baru telah bangkit di Arabia, serta memperkokoh otoritas Muhammad sebagai pemimpin atas berbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering bertikai. Berbagai suku Arab mulai memeluk agama Islam dan membangun persekutuan dengan kaum Muslim di Madinah; dengan demikian, ekspansi agama Islam pun dimulai.
Kekalahan Quraisy dalam Pertempuran Badar menyebabkan mereka bersumpah untuk membalas dendam, dan hal ini terjadi sekitar setahun kemudian dalam Pertempuran Uhud

Jumat, 27 Februari 2009

Perang Salib

Yerusalem, 1187. Di luar gerbang kota suci itu, Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (Saladin) berdiri tegap berhadapan dengan Balian of Ibelin, panglima Tentara Salib. Di pinggang kanan kedua perwira itu terhunus pedang tajam. Keduanya bersiaga untuk saling bunuh.Ratusan ribu tentara Islam berbaris di belakang Saladin. Dari balik gerbang, warga Kristen menanti dengan cemas pertemuan itu. Sebagian Yerusalem sudah hancur. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana. Di belakang Balian, ribuan Tentara Salib bersiap menyerang. ''Ketika Tentara Salib merebut Yerusalem seratus tahun lalu, seluruh Muslim dibantai,'' Balian mulai pembicaraan.Saladin tersenyum. Matanya menatap tajam lawan bicaranya. ''Aku Saladin, bukan mereka. Pergilah ke negeri-negeri Kristen, bawa pasukan dan rakyatmu yang memang ingin pergi. Tak ada pembunuhan,'' kata Saladin.''Jika begitu, aku serahkan Yerusalem kepada Anda,'' balas Balian. Saladin menyalami Balian. Keduanya kembali ke pasukan masing-masing. Warga Kristen dan Tentara Salib menyambut suka cita hasil perundingan dua pemimpin besar itu. Mereka pun memuji-muji dengan meneriakkan nama Balian dan Saladin. Yerusalem pun dikuasai kaum Muslim yang disebut juga Saracen. Tak lama setelah itu, rombongan pengungsian beriring-iringan meninggalkan Yerusalem, termasuk adik raja Baldwin, Sibyll.Kutipan di atas adalah cuplikan dari film Hollywood berjudul ''Kingdom of Heaven'' garapan Ridley Scott. Film yang naskahnya ditulis William Monahan itu bercerita Perang Salib terakhir tentang kejatuhan Yerusalem --Kota Kerajaan Surga, tempat pengampunan-- ke tangan Saladin (Ghassan Massoud) dan pasukannya.Scott mengatakan bahwa dirinya tidak sedang menggelorakan perang suci lain dengan membuat film ini. Ia hanya ingin memberikan fakta bahwa tidak semua orang Barat (Kristen) itu baik, dan tidak semua kaum Muslim itu buruk. ''Pemahaman kita atas sejarah masa lalu seperti Perang Salib masih terlalu sedikit,'' kata pria asal Inggris kelahiran 68 tahun lalu itu. Scott dikenal sebagai sutradara yang mencoba memahami Islam secara utuh. Ia mengaku mengagumi Saladin, sosok yang tidak hanya pandai berperang, tetapi juga mampu berdiplomasi dengan hebat. Ini terlihat dari cara Saladin yang tidak jadi menyerang Yerusalem setelah sekelompok kafilah Muslim dibunuh tentara Kristen.Pemeran Saladin, Ghassan, aktor asal Suriah, sependapat dengan Scott. Sejak serangan 11 September 2001, kata Ghassan, citra umat Islam tercoreng. Misi film ini untuk membuka pandangan Barat bahwa Islam itu agama damai dan tidak menyukai peperangan. ''Saya senang dengan film ini,'' kata Ghassan. Apalagi, paparnya, film ini disutradarai oleh seorang Ridley Scott yang sukses meraih Piala Oscar untuk film ''The Gladiator'' (2000).Kalangan pengritik film di Amerika dan Eropa memberikan penilaian beragam atas kehadiran ''Kingdom of Heaven''. Ada yang menilai film ini lebih menampilkan Islam sebagai ''pemenang'' dan positif. Ada juga yang berpendapat Kristen sebagai pihak yang lebih baik dengan penonjolan karakter Balian. Tapi, ada yang mengecam, film ini tidak sesuai sejarah yang sebenarnya. Hingga pekan kedua ditayangkan di Amerika, film ini masuk nomor satu box office (film laris). Ia mengalahkan ''The Interpreter'' yang diperankan Nicole Kidman dan Sean Pean. Dalam hitungan hari, ''Kingdom of Heaven'' telah meraup pendapatan sekitar 20 juta dolar AS. Film yang diproduksi Twentieth Century Fox itu mencoba mengkritik sepak terjang Presiden George W Bush terhadap perang Irak. Sebagai negara adikuasa yang tak ada tandingannya, kata Ghassan, Bush sebetulnya bisa menggunakan di luar cara perang untuk menyelesaikan persoalan Irak. Semua bisa dilakukan dengan diplomasi seperti yang dilakukan Saladin --yang pada saat itu memiliki kekuasaan hebat.Selama ini, film-film Hollywood tentang Islam lebih banyak dibumbui cerita-cerita jahat dan licik. Lihat saja di film ''Delta Force'', ''True Lies'', dan lainnya. Ada juga yang positif seperti ''Lion of The Desert'' yang diperankan Anthony Quinn. Kemudian muncul ''Kingdom of Heaven''.Cerita ''Kingdom of Heaven'' diawali dari perjalanan Satria Tentara Salib, Godfrey of Ibelin (Liam Neeson), dari Prancis menuju Kota Suci (Yerusalem) sambil mencari putranya, Balian (Orlando Bloom). Godfrey akhirnya bertemu dengan Balian dan mengajaknya bertemu Raja Baldwin di Yerusalem.Godfrey dikenal sebagai seorang satria yang menginginkan perdamaian antara Kristen dan Muslim. Ia sangat mendukung kebijakan Raja Baldwin yang kooperatif dengan Saladin. Raja dan Saladin membuat perjanjian bertoleransi. Saladin berkomitmen untuk tidak menyerang Yerusalem asalkan umat Muslim tidak diganggu. Padahal, seperti dikatakan Tiberias (Jeremy Irons), tangan kanan Raja Baldwin, Saladin akan dengan mudah menundukkan Yerusalem. ''Dia memiliki 200 ribu prajurit siap tempur,'' kata Tiberias. Tapi, perjanjian dilanggar segelintir satria Kristen. Adalah Guy de Lusignan (Marton Csokas) yang memerintahkan pembunuhan terhadap sekelompok kafilah Muslim. Guy juga menangkap saudara perempuan Saladin dan membunuhnya. Ketika utusan Saladin meminta jenazahnya, Guy --yang telah terpilih sebagai raja menggantikan Baldwin karena meninggal-- malah memenggal leher utusan itu. Saladin marah dan memerintahkan pasukannya siaga. Pada sisi lain, Guy menyiapkan para tentaranya untuk menyerang Saladin. Pasukan Muslim, dengan berbagai atribut dan senjata, akhirnya menyerbu Yerusalem dan menang.Saladin lahir di Tikrit, Irak, pada 532 Hijriah (1138 Masehi). Ia bukan Arab, tapi keturunan Kurdi. Ia menguasai ilmu kalam, fikih, Alquran, dan hadis. Sebagian hidupnya habis untuk berperang, dari mulai memadamkan pemberontakan dalam negeri, hingga melawan Tentara Salib. Saladin memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap umat Kristen. Ketika menguasai Iskandariyah, ia mengunjungi orang-orang Kristen dan mengizinkan mereka berziarah ke Baitulmakdis. Saladin wafat di usia ke-57 tahun tanpa meninggalkan harta benda yang banyak, kecuali beberapa dirham dan dinar.Film ini juga dibumbui dengan pergolakan batin Balian, Tiberias, dan Godfrey, tentang alasan perang suci. ''Kini aku sadar, perang suci bukan karena atas nama Tuhan. Tapi, karena alasan kekayaan dan tanah,'' kata Tiberias kepada Balian. Film berakhir dengan perginya Balian yang kemudian bertemu Raja Richard yang berjuluk ''Hati Singa''. Kepada Balian, Richard mengatakan akan kembali merebut Yerusalem. (RioL)(elba damhuri )
Kingdom of Heaven Direspons Positif DHOHA -- 13/5 Film Kingdom of Heaven besutan sutradara Hollywood, Ridley Scott direspons positif oleh pemerhati film di dunia Islam, khususnya Arab. Film yang bercerita tentang pertempuran memperebutkan kota Yerusalem antara pasukan Muslim dan pasukan Kristen pada abad ke-12 atau Perang Salib ini dianggap objektif dan memotret fakta sejarah. "Film Kingdom of Heaven sangat jelas memperlihatkan fanatisme agama, tapi bisa diterima," ujar Amin Maalouf, pengarang buku yang berjudul Perang Salib Dimata Dunia Arab.Awalnya banyak yang pesimis film ini. Seperti film-film Hollywood lainnya, mereka khawatir Kingdom of Heaven akan menampilkan gambaran yang adil tentang umat Islam. Para kreator film Hollywood, selama ini selalu menampilkan pihak Islam sebagai pihak musuh yang kejam dan haus darah, sehingga menambah citra buruk Islam di kalangan masyarakat Barat."Tujuan dari film ini untuk menyembuhkan luka-luka, bukan untuk membukanya kembali," tambah kritikus film asal Mesir, Tarek Al-Shenawy. Kalangan Islam memuji penggambaran tokoh Muslim Saladin, pemimpin pasukan Islam asal Kurdi dalam film tersebut. Saladin merebut kembali Yerusalem dari tangan pasukan Kristen pada tahun 1187.Para pemerhati film di negara-negara Arab berpendapat Kingdom of Heaven bisa membantu memperbaiki kembali reputasi Islam yang selama ini dirusak oleh film-film Hollywood. Terutama film-film yang menampilkan pertentangan antara pejuang Islam dan pahlawan-pahlawan Amerika.Namun akademisi asal Lebanon, Asad Abu Khalil, merasa keberatan dengan salah satu adegan dalam film tersebut. Dalam salah satu adegan, pemeran utama dari pasukan Kristen bernama Balian, yang diperankan oleh Orlando Bloom, memberi contoh pada para petani Arab bagaimana menggali sumur untuk mengairi tanah pertanian mereka."Saya sangat tidak senang, ketika tokoh pahlawan dalam film itu mengambil alih hak miliknya, dan dengan gaya orang Barat yang 'genius' mengajarkan bagaimana menggali sumur pada orang Arab, seolah-olah orang-orang Arab itu tidak pernah menggali sumur selama berabad-abad," tulis Abu Khalil dalam situs pribadinya. Baginya, ini menjadi semacam mitos yang berkembang di kalangan Barat yang meyakini bahwa kedatangan Zionis telah membuat 'padang pasir menjadi subur' di Palestina.
By : semangatmentari.blogspot.com

Kamis, 19 Februari 2009

Fasilitas SDMSPN

LAB. KOMPUTERLaju perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sangat cepat. Hampir di setiap kantor, perusahaan ataupun lembaga pendidikan semuanya menggunakan komputer sebagai alat untuk menyimpan dan mengolah data. Bagi mereka yang tidak menguasai bahasa komputer maka mereka tidak akan mampu berbuat apa-apa ketika dihadapkan pada pekerjaan yang membutuhkan keahlian dalam bidang komputer.selengkapnya>>LAB. BAHASABahasa asing merupakan dasar bagi pengembangan keilmuan. Ia merupakan kunci pembuka ilmu pengetahuan bagi anak didik. Sadar akan hal itu, maka pengajaran bahasa asing sangat ditekankan di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta. Pengajaran bahasa Arab pada tahun 1994 mulai diberlakukan mulai kelas empat dan bahasa Inggris pada tahun 1985 mulai diajarkan sejak kelas satu sekolah dasar.selengkapnya>> Copyleft http://www.sdmuhsapen-yog.sch.id

Sejarah Arab Sebelum Islam

Haruslah kita ketahui walaupun agak sedikit keadaan bangsa Arab sebelum datang agama Islam, karena bangsa Arablah bangsa yang mula-mula menerima agama Islam.
Sebelum datang agama Islam, mereka telah mempunyai berbagai macam agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan hidup. Agama baru ini pun datang membawa akhlak, hukum-hukum dan peraturan-peraturan hidup.
Jadinya agama baru ini datang kepada bangsa yang bukan bangsa baru. Maka bertemulah agama Islam dengan agama-agama jahiliah, peraturan-peraturan Islam dengan peraturan-peraturan bangsa Arab sebelum Islam. Kemudian terjadilah pertarungan yang banyak memakan waktu. Pertarungan-pertarungan ini baru dapat kita dalami, kalau pada kita telah ada pengetahuan dan pengalaman sekedarnya, tentang kehidupan bangsa Arab, sebelum datangnya agama Islam.
Cara semacam ini perlu juga kita pakai, bilamana kita hendak memperkatakan masuknya agama Islam ke Indonesia, Mesir atau Siria. Kita harus mengetahui sekedarnya keadaan negeri-negeri ini sebelum datangnya agama Islam, karena pengetahuan kita tentanghal itu akan menolong kita untuk mengenal dengan jelas, betapa caranya masing-masing negeri ini menyambut kedatangan agama Islam.
Bagsa Arab seperti yang akan kita terangkan nanti, terbagi atas dua bahagian, yaitu: penduduk gurun pasir dan penduduk negeri.
Sejarah bangsa Arab penduduk gurun pasir hampir tidak dikenal orang. Yang dapat kita ketahui dari sejarah mereka hanyalh yang dimulai dari kira-kira lima puluh tahun sebelum Islam. Adapun yang sebelum itu tidaklah dapat diketahui. Yang demikian disebabkan karena bangsa Arab penduduk padang pasiritu terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang selalu berperang-perangan. Peperangan-peperangan itu pada asal mulanya ditimbulkan oleh keinginan memelihara hidup, karena hanya siapa yang kuat sajalah yang berhak memiliki tempat-tempat yang berair dan padang-padang rumput tempat menggembalakan binatang ternak. Adapun si lemah, dia hanya berhak mati atau jadi budak.
Peperangan-peperangan itu menghabiskan waktu dan tenaga; karena itu mereka tidak mempunyai waktu dan kesempatan lagi untuk memikirkan kebudayaan. Dan bilamana di antara mereka dapat bekerja, mencipta dan menegakkan suatu kebudayaan, datanglah orang lain memerangi dan meruntuhkannya.
Dan lagi, mereka buta huruf. Oleh karena itu sejarah dan kehidupan mereka tiadalah dituliskan.
Jadi, tidak ada bengunan-bangunan yang dapat melukiskan sejarah mereka; dan tidak ada pula tulisan-tulisan yang dapat menjelaskan sejarah itu. Adapun yang sampai kepada kita tentang orang-orang jaman dahulu itu, adalah yang diceritakan oleh kitab-kitab suci. Sejarah mereka, muali dari masa seratus lima puluh tahun sebelum Islam, dapat kita ketahui dengan perantaraan syair-syair atau cerita-cerita yang diterima dari perawi-perawi.
Adapun sejarah bangsa Arab penduduk negeri, Adalah lebih jelas. Negeri-negeri mereka ialah: Jazirah Arab bahagian selatan, kerajaan Hirah dan Ghassan, dan beberapa kota ditanah Hejaz.
BY COPYLEFT : google.com

Selasa, 17 Februari 2009

Selamat Datang

Blog ini yang punya Irfano......
Silahkan melihat sepuasnya


jangan lupa dikenai pajak 500 perak!!! (per detik)